Catatan : John Manembu (Tokoh Pemuda Minteng)
Eforia pemilihan Kepala Daerah di beberapa kabupaten dan
Sebelumnya daerah hasil pemekaran kabupaten Minahasa beberapa tahun lalu telah melalui tahapan Pilkada dan sudah memiliki pemerintahan definitif, seperti kabupaten Minsel, Minut, dan Kota Tomohon.
Pemekaran daerah-daerah tersebut tak dapat disangkal merupakan buah keinginan masyarakat dengan latar belakang sejarah, geografis dan kultur, serta alasan administratif yang direspon dengan baik oleh pemerintah kabupaten dan DPRD. Selain memang juga dinilai telah memenuhi syarat sebagaimana yang tercantum dalam undang-undang untuk ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. Ketiga daerah tersebut patut berterima kasih kepada Drs Dolfie Tanor (Alm) yang menjabat sebagai Bupati Minahasa kala itu, yang merekomendasikan pemekaran wilayahnya.
Nah, bagaimana dengan Minahasa Tengah (Minteng)? Yang gaungnya sudah lama didengungkan, malahan hampin bersamaan dengan gaung pemekaran Minsel, Minut, dan Kota Tomohon berkumandang?
Berdirinya kabupaten Minsel, Minut, dan Kota Tomohon, waktu itu kian membangkitkan spirit para tokoh masyarakat, politisi, aktifis berbagai organisasi serta elemen masyarakat lainnya di kecamatan Sonder, Kawangkoan, Tompaso, dan Langowan. untuk kemudian segera mengambil langkah guna membentuk Kabupaten Minteng. Sayang, belakangan kecamatan Langowan yang sebelumnya turut mendukung terbentuknya kabupaten Minteng dengan alasan tersendiri beralih untuk membentuk daerah sendiri yaitu
Di balik itu, sesungguhnya apakah cita-cita Minteng menjadi daerah otonom terlalu berlebihan?
Klaim masyarakat Minahasa Tengah sesungguhnya sangatlah layak dari berbagai kacamata penilaian, termasuk factor geografis dan sejarah. Minteng yang terdiri dari kecamatan Tompaso, Kawangkoan, dan Sonder, berkedudukan tepat berada di tengah tanah Toar- Lumimuut Minahasa. Sejarah juga menunjukkan bahwa prasasti Watu Pinawetengan yang terletak di wilayah kecamatan Tompaso adalah tempat pertemuan para leluhur Minahasa beberapa abad lalu dalam rangka penyatuan tekad dan kebersamaan Tou Minaesa, bermufakat membagi wilayah Minahasa berdasarkan 9 suku dan bahasa tanpa meninggalkan keesaan sebagai sesama Tou Minahasa.
Berdasarkan kajian singkat di atas tak bias dipungkiri masyarakat di tiga kecamatan tersebut adalah sub-etnis Tontemboan yang tersisa dari sebagian basar etnis tontemboan yang sudah lebih dahulu membentuk Kabupaten Minsel. Keeratan etnis dan bahasa membuat warga Minteng berkomitmen untuk memisahkan diri dari Minahasa dan membentuk daerah otonom dengan pemerintahan sendiri.
Selain itu, wilayah Minteng sesungguhnya memiliki potensi yang sangat luar biasa di sejumlah sektor. Sejumlah kawasan di wilayah Minteng menyimpan potensi parawisata yang sangat besar dengan mengusung nilai-nilai budaya dan sejarah yang kental. Goa Jepang di Kawangkoan dan Kiawa, Watu Pinawetengan, serta sejumlah objek wisata lainnya sangat memungkinkan Minteng untuk dikembangkan menjadi kawasan tujuan wisata. Hal itu dipertegas dengan keberadaan objek Wisata Bukit Kasih, yang kini jadi salah satu ikon parawisata Sulut.
Di bidang lainnya, wilayah Minteng juga dikenal dengan kontribusinya yang sangat besar di sektor pertanian dan peternakan. Kecamatan Tompaso dan Kawangkoan dikenal luas sebagai daerah yang termasuk sentra produksi pertanian di Minahasa, dengan berbagai komoditi unggulan di antaranya Brenebon, dan Kacang Tanah. Sementara peternakan kuda pacu selain sapi, yang ada di kawasan tersebut malah sempat melambungkan nama Sulut di kancah nasional dan internasional, yang dipertegas dengan keberadaan gelanggang pacuan kuda Maesa Tompaso dimana berbagai agenda lokal maupun nasional pernah dihentak. Sementara, Kecamatan Sonder juga menyimpan potensi di bidang-bidang tersebut. Pembiakan tanaman hias di Desa Tincep, malahan disebut-sebut daerah industri bunga pertama di Sulut, selain Kota Tomohon tentunya. Begitu pula potensi peternakan babi dan pembiakan ikan air tawar yang ada di Sonder yang pengelolaannya dilakukan masyarakat setempat secara profesional.
Masih begitu banyak alasan yang pantas dikedepankan untuk pembenaran mengapa niat warga Minteng untuk dimekarkan begitu menggebu. Dan yang pasti, alasan-alasan tersebut harus dijadikan pecut bagi segenap elemen masyarakat untuk terus memperjuangkan aspirasi pemekaran. So, Minahasa Tengah? Why Not!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar